Pengertian, Fungsi, Komponen, Cara Kerja, dan Cara Memperbaiki Sistem
Kemudi Mobil (kemudi manual, power steering dan electric power steering)
Pengertian, Fungsi, Komponen, Cara Kerja, dan Cara Memperbaiki Sistem
Kemudi Mobil (kemudi manual, power steering dan electric power steering)
Sumber : http://gadogadosaya.wordpress.com/2009/08/11/tips-bedah-perawatan-electric-power-steering-sistem-kemudi-mobil/
http://dutro99.blogspot.com/2013/01/memperbaiki-sistem-kemudi-mobil.html
Sistem Kemudi
Fungsi sistem kemudi
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan.
Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga
putarnya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putar ini
sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan
melalui steering linkage.
Gambar Sistem kemudi
Pada dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :
A. Sistem kemudi secara manual
- Dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan roda kemudi
- Pengemudi lebih cepat lelah
B. Sistem kemudi yang memakai power steering
Penggunaan power steering memberikan keuntungan seperti :
- Mengurangi daya pengemudian ( steering effort )
- Kestabilan yang tinggi selama pengemudian
C. Sistem kemudi elektrik (Electric Power Steering)
a. SISTEM KEMUDI SECARA MANUAL
Sistem kemudi secara manual jarang dipakai terutama pada mobil-mobil
modern. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk
mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila
mengendarai mobil terutama pada jarak jauh.
Tipe sistem kemudi secara manual yang banyak digunakan adalah :
1. Recirculating ball
Cara kerjanya :
Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan
dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari
gigi cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan
memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan
pitman ( pitman arm ).
gambar Sistem kemudi jenis recirculating ball
Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung ( relay rod ), tie
rod, lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan
ujung pitman arm. Mereka memindahkan gaya putar dari kemudi ke
roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm )
dan bantalan atas untuk peredam kejut.
Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Keuntungan :
-
- | Komponen gigi kemudi relative besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran sedang, mobil besar dan kendaraan komersial Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan |
Kerugian :
- Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung
- Biaya perbaikan lebih mahal
2. Jenis rack and pinion
Cara kerja :
Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini
akan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui
tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan
didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda
berputar pada arah yang sama.
gambar Sistem kemudi jenis rack dan pinion
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda-roda depan.
Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate, berkaitan denngan rack.
Keuntungan :
- Konstruksi ringan dan sederhana
- Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung
- Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan
Kerugian :
- Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang
- Lebih cepat aus
- Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan
KOMPONEN SISTEM KEMUDI
1. STEERING COLUMN
Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama.
Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda
kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke
body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan
roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur.
Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.
Gambar Steering Column
Steering columnjuga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.
Ada dua tipe steering column yaitu :
1. Model Collapsible
Model ini mempunyai keuntungan :
Apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box
mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan
runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya.
Kerugiannya adalah :
-
- | Main shaft nya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil. Konstruksinya lebih rumit |
Waktu Tabrakan
Dorongan badan pengemudi terhadap roda kemudi memutuskan pen-pen plastik
dan menyebabkan poros utama atas dan tabung batang kemudi terdorong
maju, sementara tabung-tabung atas dan bawah dihubungkan oleh bola-bola
baja.
Tahanan meluncur bola-bola ini menyerap kekuatan dorong badan pengemudi.
2. Model Non collapsible
Model ini mempunyai keuntungan :
- Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil
- Konstruksinya sederhana
Kerugiannya adalah :
- | Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil. |
Animasi saat terjadi kecelakaan pada mobil mengunakan sistem kemudi model non collapsible
b. STEERING GEAR
Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi
dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk
meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan
perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan
biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1.
Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin
ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut
belok yang sama.
Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah
Gambar Recirculating ball
Gambar Rack and pinion.
Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai
besar dan mobil komersial. Sedangkan tipe kedua, digunakan pada mobil
penumpang ukuran kecil sampai sedang.
Sudut belok dan gear ratio Pada diagram dapat dilihat hubungan sudut
putar sector dengan gear ratio. Pada saat lurus atau sektor shaft
berputar 2,5 ° ke kiri atau ke kanan gear ratio masih tetap 19,5 : 1.
Sedangkan pada saat belok dengan sudut putar sektor 37° gear ratio
menjadi besar yaitu 21,5 : 1. Oleh karena itu pada saat membelok kemudi
menjadi ringan.
Gambar Gear rasio dan sudut belok
Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya :
1. Model worm dan sector roller
Worm gear berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya. Gesekannya
dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan
menggelinding.
| |
2. Model worm dan sector
Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung | |
3. Model screw pin
Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear | |
4. Model screw dan nut
Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut
terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang
kan tuas yang terpasang pada rumahnya. | |
5. Model recirculating ball
Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk
membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai
sifat tahan aus dantahan goncangan yang baik | |
6. Model rack and pinion
Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar.
Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang
tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan
mudah diteruskan ke roda depan. | |
c. STEERING LINKAGE
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak
dari steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan
turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan
sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan
konstruksi joint yang dirancang untuk tujuan tersebut. Bentuk yang tepat
sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.
1. Steering linkage untuk suspensi rigid
Gambar Steering linkage suspensi rigid
2. Steering linkage untuk suspensi independen
Gambar Ball joint pada suspensi independen
Komponen sistem kemudi lainnya bergantung pada jenis kemudi yang digunakan antara lain :
1. Steering wheel.
Ada beberapa macam roda kemudi ditinjau dari konstruksinya yaitu :
a. Roda kemudi besar
Bentuk ini mempunyai keuntungan, yaitu mendapatkan momen yang besar
sehingga pada waktu membelokkan kendaraan , akan terasa ringan dan lebih
stabil
b. Roda kemudi kecil
Mempunyai keuntungan tidak memakan tempat dan peka terhadap setiap
gerakan yang diberikan pada saat jalan lurus, akan tetapi dibutuhkan
tenaga besar untuk membelokkan kendaraan karena mempunyai momen kecil
c. Roda kemudi ellips
Model ini dapat mengatasi kedua-duanya karena merupakan gabungan roda kemudi besar dan kecil. | |
2. Steering Main Shaft
Steering main shaft atau Poros Utama Kemudi berfungsi untuk menghubungkan atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering gear. | |
3. Pitman Arm
Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link.
Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan
maju mundur. | |
4. Relay Rod
Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod ini meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod | |
5. Tie Rod
Ujung tie rod yangberulir dipasang pada ujung rack pada kemudi rack end
pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball, dengan
demikian jarak antara joint- joint dapat disetel. | |
6. Tie Rod End ( Ball Joint )
Tie rod end dipasanglkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan knuckle arm, relay roda dan lain-lain. | |
7. Knuckle arm
Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan melalui steering knuckle. | |
8. Steering knuckle
Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan
dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball
joint atau king pin dari suspension arm | |
9. Idler arm
Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan
dengan relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung
relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu. | |
B. POWER STEERING
Sistem kemudi ini memiliki sebuah booster hidraulis dibagian tengah
mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan. Dalam keadaan normal
beratnya putaran roda kemudi adalah 2-4 kg ( lihat gambar )
Animasi cara kerja power steering
Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian
bila kendaraan bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada
tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium sampai
kecepatan tinggi.
Penggunaan power steering memberikan keuntungan seperti :
- Mengurangi daya pengemudian ( steering effort )
- Kestabilan yang tinggi selama pengemudian
Cara kerja power steering :
1. Posisi netral
Minyak dari pompa dialirkan ke katup pengontrol ( control valve ). Bila
katup pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir
melalui katup pengontrol ke saluran pembebas ( relief port )dan kembali
ke pompa. Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua
sisi sama, torak tidak bergerak.
Animasi gerakan fluida pada posisi netral
2. Pada saat membelok
Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu
arah, katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran
minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume
aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak
akan terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang
bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut
akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.
Animasi gerakan fluida pada saat berbelok
VANE PUMP
Vane pump yang berfungsi membangkitkan tekanan hidraulis, pada bagian
atas pompa terdapat reservoir yang selalu terisi air dengan fluida
khusus, dan permukaan fluida harus selalu diperiksa secara teratur.
Untuk tujuan tersebut, bila seseorang memeriksa tinggi permukaan fluida,
pengecekan kondisi fluida perlu dilakukan termasuk temperatur fluida,
adanya gelembung atau fluida menjadi keruh. Yang perlu diperhatikan
bahwa volume fluida power steering tidak berubah kecuali jika terdapat
kebocoran.
Gambar vane pump
Tipe Power Steering
Ada beberapa tipe power steering, tetapi masing-masing mempunyai 3
bagian yang terdiri dari pompa, control valve dan power silinder. Ada
dua jenis power steering yaitu :
a. Tipe Integral
Sesuai dengan namanya, control valve dan power piston terletak di dalam
gear box. Tipe gear yang dipakai ialah recirculating ball.Diperlihatkan
di sini mekanisme sistem power steering tipe integral.
Bagian yang utama terdiri dari :
a. Tangki reservoir yang berisi fluida
b. Vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis
c. Gear box yang berisi control valve, power piston dan steering gear
d. Pipa-pipa yang mengalirkan fluida
e. Selang-selang flexible.
Gambar power steering type integral
b. Tipe Rack and Pinion
Control valve power steering tipe ini termasuk di dalam gear housing dan
power pistonnya terpisah di dalam power cylinder. Tipe rack and pinion
hampir sama dengan mekanisme tipe integral.
Gambar power steering type rack and pinion
Komponen utama vane pump sebagai berikut :
Reservoir tank
|
:
|
berfungsi untuk menampung persediaan minyak power steering.
|
Pump body
|
:
|
digerakkan oleh puli poros engkol mesin dan drive belt atau
motor listrik,
dan mengalirkan minyak yang bertekanan ke gear housing.
|
Flow control valve
|
:
|
fungsi untuk mengatur volume aliran minyak dari pompa ke gear
housing
dan menjaga agar volumenya tetap pada rpm pompa yang
berubah-ubah.
|
Peralatan idle up
|
:
|
berfungsi untuk menaikkan rpm mesin pada saat pompa memperoleh
beban
maksimum
|
DIAGNOSA
Diagnosis ( trouble shooting ) sistem kemudi secara manual
Pada saat memeriksa system kemudi, perhatikan bahwa antara system kemudi
dengan roda-roda depan ada kaitannya, demikian juga dengan suspensi,
poros dan rangka. Adanya hubungan tersebut disebabkan oleh system
kemudi, suspensi atau yang lainnya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan
bahwa gangguan terdapat pada system kemudi, pertimbangkan dan periksa
semua penyebab lain yang mungkin ada.
Memeriksa tinggi permukaan oli pada gear box
- Cara memeriksanya sebagai berikut :
- Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata
- Periksa tinggi permukaan oli
- Bersihkan bagian atas dan roda gigi kemudi
- Kendorkan dan lepaskan sumbat pembuang
- Masukkan obeng kecil ke dalam lubang pengisi oli dan ukur jaraknya.
- Tambahkan oli apabila permukaan rendah, kemudian ada kebocoran atau tidak.
- Pasang kemlai sumbat penguapan
Memeriksa lengan penghubung kemudi ( steering linkage )
Cara memeriksanya sebagai berikut :
- Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata
- Periksa tinggi permukaan oli
- Bersihkan bagian atas dari roda gigi kemudi
- Kendorkan dan lepaskan sumbat pembuang
- Masukkan obeng kecil ke dalam lubang pengisi oli dan ukur jaraknya
- Tambahkan oli apabila permukaan rendah, kemudian ada kebocoran atau tidak
- Pasang kembali sumbat penguapan.
Memeriksa tinggi permukaan oli pada gear box
Gambar gear box
Memeriksa lengan penghubung kemudi ( steering linkage )
Gambar lengan penghubung kemudi
Pemeriksaan kebebasan roda kemudi
Langkah-langkahnya :
- Putar roda kemudi hingga pada posisi lurus
- Putar perlahan-lahan roda kemudi jangan samapai roda berherak
- Besarkan gerakan roda kemudi (free play)
- Besarnya kebebasan roda kemudi bergantung pada model mobil, biasanya tidak lebih dari 30 mm
Gambar kebebasan roda kemudi
Kemudi berat
Langkah-langkahnya :
- Periksa tekanan ban
- Periksa steering systemnya (tinggi minyak, steering linkage, steering gear)
- Periksa ball jaoin atau king pin
- Periksa suspension arm
- Periksa tinggi kendaraan
- Periksa wheel aliggment
Memeriksa sabuk penggerak pompa pada power steering
Memeriksa sabuk penggerak pompa pada power steering, yaitu :
- Sabuk penggerak pompa harus diperiksa dan diganti bila pecah-pecah
- mengkilat / terbakar
- kerusakan lain/ tergencet
Apabila sabuk penggerak pompa berbunyi pada saat kendaraan sedang
membelok, berarti sabuk dalam keadaan kendor, oleh karena itu, perlu
disetel. Penyetelan dapat dilakukan menggunakan alat khusus uji
ketegangan sabuk
Memeriksa tekanan kerja power steering
Langkah-langkahnya : |
- | Lepaskan saluran tekanan dari rumah pompa |
- | Pasangkan meter tekanan dan kran, antara saluran yang dilepas dengan saluran ke luar pompa |
- | Untuk pemeriksaan teliti, perlu bantuan termometer dan tachometer |
- | Keluarkan
angin yang kemungkinan ada pada sistem dengan jalan menghidupkan motor
dan memutar kemudi ke kanan dan ke kiri berkali-kali. Periksa ketinggian
cairan, tambahkan bilamana perlu, dan biarkan meter katup sampai cairan
mencapai suhu spesifikasi. |
- | Ukur tekanan cairan pada rumah gigi kemudi, harga spesifikasi tekanan lebih dari 72 kg/cm. |
C. Electric Power Steering (Sistem Kemudi Mobil)
Teknologi Electric Power Steering(EPS) dibuat untuk mengerti kita.
Pada EPS, mekanisme hidraulis berganti menjadi gerakan dinamo yang
mengandalkan arus listrik. “Dalam hal perawatan pun didesain menjadi
free maintenance dan enggak bikin repot lagi seperti model
konvensional,” bilang Iwan Abdurachman, technical trainee PT Toyota
Astra Motor. Nah karena bebas rawat, EPS ini jarang ditengok. Problem
yang terjadi juga tidak dikenali. Bahkan baru paham setelah kejadian.
Yuk belajar bareng bersama tentang EPS.
Model Fully electric cenderung paling responsif
Semua EPS yang diaplikasikan, pada dasarnya tetap menggunakan tenaga
bantuan motor elektrik. Perbedaaannya bisa dibagi dua. Pertama dengan
sebutan fully electric. Artinya motor listrik bekerja langsung dalam
[img]membantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang
kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel
pada rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan Swift. Bahkan
pada generasi awal yang diterapkan Mazda Vantrend lansiran 1995 ataupun
Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox steering.
Kedua model semi electric. Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan
untuk mendorong hidraulis. Ini sebagai pengganti pompa power steering
yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti
pada Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang
digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih
mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir. Biasanya perangkat
ini juga masih menggunakan slang tekan dan slang balik dari minyak.
CARA KERJA ELECTRIC POWER STEERING
Cara
kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke
posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi
stand-by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen
menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada
Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang
terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control
Module ketika setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan
mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa
cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera
mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk
memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan.
Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini
menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan.
Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik
akan dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan
begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi
sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor
listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor
elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga
mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada
panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan
melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi
yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja,
maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir
akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:
1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module tentang kecepatan mobil.
4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Clutch:
Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.
KEUNGGULAN EPS
EPS
tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa
mengontrol tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan
counter-force plunger yang ada pada gear box tetapnya di dalam input
shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan
hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan untuk
memberikan karakteristik kemudi yang optimal pas dengan kecepatan
kendaraan dan kondisi kemudi.
1. Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
2. Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
3. Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.
4. Pada
kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati
posisi netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort
agar kemudi lebih stabil.
5. Ketika
kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat,
meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan
mempengaruhi arah control kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk
steering effort menjadi tinggi sama seperti power steering konvensional.
6. Sistem
ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal,
temasuk control unit dan sensors, namun karakteristik power steering
normal masih bisa di dapat.PERAWATAN
Sebagai komponen yang relatif tanpa
perlu lagi melakukan perawatan. Umumnya sebatas melakukan perawatan pada
komponen luar rangkaian motor elektrik. Pasalnya, parts pengganti
seperti dinamo, sensor dan komponen kecil lainnya belum dijual di
pasaran. Jika terjadi kerusakan, umumnya harus mengganti satu rangkaian.
Misalnya model steer column yang tergabung dengan dinamo atau dengan
racksteer.
Walau komponen tersebut didesain tidak mudah rusak. “Sebaiknya air
jangan masuk ke motor elektrik. Seperti saat cuci mobil. Terutama buat
yang letaknya tergabung dengan racksteer atau di kolong mobil,” beber
Rachmansyah Nasution.
Sebagai perawatan, menurut Rachman komponen EPS sebaiknya diperiksa
secara rutin waktu mobil dalam kondisi terangkat. Misalnya saat
melakukan cuci kolong diperiksa kondisi kabel penghubungnya. Atau bisa
dengan menambahkan pelindung komponen yang bisa kemasukan air. Mulai
dari bagian soket. “Bisa ditutupi dengan balutan lakban,” pesannya.
Sekring EPS yang umumnya tertancap dalam kotak sekring dalam kabin
mesin perlu diperiksa juga. Biar enggak bermasalah, bisa semprot dengan
cairan sejenis pembersih atau contact cleaner. Atau diganti setelah
tampak kendur.
Selain itu, komponen penunjang lain seperti karet boot steer dan joint
steer bisa dirawat seperti biasa. Jika tampak sobek hingga getas pada
sistem semi electric artinya perlu penggantian segera. Jika joint steer
dan bagian tie rod mulai oblak artinya perlu penggantian juga seperti
merawat PS biasa saja.
DETEKSI
Permasalahan yang ditemukan dalam sistem EPS tentu macam-macam. Jika
berat seperti yang dirasakan Firman, biasanya disebabkan karena suplai
arus ke dinamo yang tidak normal. Sebagai tanda ada problem, lampu
indikator EPS umumnya akan menyala. Setelah lampu menyala, sistem EPS
secara otomatis akan tidak berfungsi alias terasa berat diputar.
Mendeteksi problem perlu menggunakan alat khusus. Pada bengkel resmi
sudah pakai alat scan untuk mendiagnosa secara elektronik. Namun paling
mudah bisa dilakukan sendiri dengan cara memeriksa kondisi sekring.
Pastikan kondisi sekring tidak longgar, korosi hingga putus dalam boks
sekring pusat yang letaknya dalam ruang mesin. Kemungkinan kerusakan
terjadi pada komponen lain yang harus diperiksa oleh bengkel. Baik pada
bagian soket penghubung, modul, dinamo ataupun sensor setir dan sensor
kecepatan.
MENGUBAH SEMI ELEKTRIK JADI FULL HIDRAULIK
Mengandalkan putaran AC ataupun waterpump
Dari semua model power steering (PS) elektris, motor dan perangkat
modul jebol pasti bikin putaran setir berat. Nah buat yang mengaplikasi
sistem elektronik-hidraulik, ada solusi alternatif daripada mengganti
motor PS hingga modul pengatur kerja motor. “Lebih baik diganti model
hidraulik saja. Lebih murah dan mudah perawatannya,” ujar Purwanto dan
Paulus Dwi Eriawan dari MW Power Steering di Lebak Bulus, Jakbar.
Tipe PS elektrik hidraulik ada pada Chevrolet Zafira, Mercedes-Benz
A-Class atau Peugeot 307. Kalau motor listrik PS ini rusak, jelas bikin
berat. Karena tidak bisa memutar pompa lagi. Sayangnya, komponen ini
masih tergolong mahal, harganya mencapai Rp 10 juta.
Nah, sistem pompa elektrik itu bisa diganti dengan pompa mekanis yang
mengandalkan putaran mesin. “Makanya hanya bisa digunakan untuk sistem
elektrik-hidraulik. Karena masih pakai cairan PS. Tidak bisa untuk yang
full elektrik,” papar Wawan, sapaan akrab Paulus Dwi Eriawan. Hanya
dengan dana Rp 3,5 juta, sistem hidraulis ini bisa terpasang berikut
beberapa tambahan kedudukan. Merogoh kantong pun lebih ringan.